Rabu, 12 Maret 2014

PASAR PAGU KABUPATEN KEDIRI

pasar pagu
 Pasar Pagu adalah salah satu tempat berlangsungnya kegiatan ekonomi dari masyarakat di desa pagu sendiri  Pasar pagu berlokasi di desa pagu Kec.Pagu Kab.Kediri . Pasar pagu sendiri tidak pernah sepi dari aktivitas ekonomi warga setempat karena sebagian besar ibu rumah tangga di desa pagu berbelanja kebutuhan keseharian mereka di pasar . Di pasar Pagu banyak beraneka ragam penjual, dari penjual bahan pokok, bahan sandang, bahan bangunan dan lain sebagainnya. Tetapi puncak keramaian aktivitas di pasar pagu adalah pada saat hari "Kliwon" (Hari Jawa) atau masyarakat setempat menyebutkan dengan semua pedagang berada di pasar pagu, khususnya penjual (Blantik) hewan seperti sapi dan kambing. Sayangnya pasar pagu ini belum di paving, sehingga saat hujan tiba jalanan di pasar pagu menjadi becek penuh genangan air Pasar Pagu juga sempat menjadi kontrovesi karena mantan Lurah dari desa Pagu ingin menjual pasar dan menjadikannya sebagai Mall. Mendengar kabar tersebut, warga pun tidak terima dengan keputusan Lurah sehingga warga melakukan unjuk rasa agar pasar pagu tidak dijual. Namaun pada akhirnya pasar pagu tidak jadi dijual karena Lurah yang mendapat pada saat itu di panggil oleh Allah SWT . Warga pun senang dan aktivitas ekonomi di Desa Pagu tetap stabil sampai sekarang.

PETILASAN SRI AJI JIYOBOYO

petilasan sri aji joyoboyo

Petilasan sri aji joyoboyo adalah sebuah tempat semedi atau peristirahatan raja joyoboyo dari kerajaan kediri . Selain menjadi raja keriri, raja joyoboyo juga terkenal dengan kitab "Jongko Joyoboyo" yang mana kitab tersebut berisi tentang ramalan-ramalan yang akan terjadi di masa depan . Petilasan ini berlokasi di Ds.Menang Kec.Pagu Kab.Kediri Selain sebagai situs bersejarah, petilasan ini juga dijadikan sebagai obyek wisata di kabupaten Kediri. Di hari-hari tertentu banyak wisatawan yang mengunjungi petilasan ini untuk ingin melihat peninggalan bersejarah ini. Ada juga yang mengunjungi untuk berziarah. Puncak keramaian pengunjung terjadi pada tanggal 1 Suro (Kalender Jawa), dimana pata tanggal 1 suro diadakan ritual/upacara adat yang bertujuan untuk membersihkan diri dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan manusia dan juga untuk memandikan/membersihkan senjata jaman dulu yang dipercayai mempunyai kekuatan (Gaman) Warga setempat memanfaatkan obyek wisata petilasan sri aji joyoboyo sebagai tempat usaha mengais rejeki dengan membuka warung-warung nasi, dimana usaha tersebut adalah usaha sampingan mereka karena sebagian besar warga disana berprofesi sebagai petani.